Sekilas Tentang Konsep Neraka
Term yang paling umum digunakan Alquran untuk menyebut neraka adalah "al-nar" artinya api yang membakar (destruktif). Api yang terkendalikan fungsinya tidak dapat disebut "al-nar". Selain "al-nar", Alquran juga menyebut neraka dengan sejumlah istilah lain, seperti al-Hawiyah (api yang sangat panas), al-Khuthamah (api nyala kobaran panasnya menjulang), al-Ladha (api yang sangat besar), al-Sa'ir (api yang menyala-nyala), al-Jahim atau Jahanam (apiyang sangat panas). Semua istilah tersebut artinya tidak jauh berbeda dengan " al-nar" sebagai bentuk penderitaan dan kesengsaraan yang sangat pedih.
Alquran juga menyebutkan neraka dengan bi's al-mashir dan bi's al-mihad, artinya seburuk-buruk tempat kembali atau tempat tinggal yakni tempat pembalasan bagi pembangkang dan pelaku maksiat.
Dalam budaya manusia "api yang tidak terkendali" atau " panas yang sangat ekstrem" merupaan simbol penderitaan. Banyak hal negatif dikaitkan dengan "panas". Orang sakit suhu bandannya panas. Suka marah dikatakan daranya panas. Orang yang suka cemburu dan iri dikatakan pikirannya panas. Bibir pecah-pecah dikatakan panas dallam. Banyak pikiran dan sres dikatakan dahinya memanas.
Lazimnya manusia menyebut situasi kejiwaan ataupun tempat yang tidak tercermin kedamaian di dalamnya" bagaikan neraka". Seperti rumah tangga yang selalu diwarnai cekcok, amarah, perseteruan, pastilah penghuninya tidak betah tinggal di dalmnya. Situasi rumah tangga seperti ini bagaikan neraka.