Perdagangan Internasional (Bagian1)




A.  Pengertian perdagangan Internasional

        Negara-negara tidak bisa hidup sendiri. Setiap negara cenderung untuk mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang dapat mereka hasilkan dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan negara lain. Proses ini membawa pembagian kerja internasional yang memungkinkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia bagi semua negara. Oleh karena itu, pembagian kerja internasional dan spesialisasi menyiratkan perdagangan internasional. Tanpa perdagangan internasional hal itu tidak dapat terjadi.

    Dengan demikian, perdagangan internasional adalah suatu proses tukar-menukar atau jual beli barang dan jasa yang terjadi antara dua negara atau lebih. Dalam perdagangan internasional, kita mengenal ekspor dan impor. Ekspor artinya kegiatan menjual barang dan jasa dalam negeri ke luar negeri. Negara yang mengekspor barang dan jasa disebut negara eksportir. Sementara itu, impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negeri. Negara yang mengimpor barang disebut dengan negara importir.

B. Manfaat Perdagangan Internasional

    Berikut ini akan diuraikan satu persatu manfaat perdagangan internasional :

1. Memperoleh devisa

    Jika kita mengekspor suatu komoditas, kita mendapat mata uang asing seperti dolar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya. Mata uang asing ini biasa disebut devisa. Devisa dapat digunakan untuk, misalnya mengimpor barang modal dan konsumsi.

2. Memperluas Kesempatan Kerja

    Perdagangan internasional, terutama kegiatan ekspor, memberi kesempatan untuk memperluas kesempatan kerja, untuk menghasilkan barang ekspor dibutuhkan tenaga kerja. Coba bayangkan, apakah yang terjadi jika barang tambang, hasil pertanian, dan hasil kerajinan tidak diekspor? tentu saja, orang yang bekerja di sektor itu akan menganggur.

3. Menstabilkan Harga-harga

    Jika harga suatu jenis barang dalam negeri mahal atau jumlahnya kurang dan tidak memenuhi permintaan pasar, barang tersebut harus diimpor. Dengan adanya impor, harga barang jenis tersebut akan stabil dan permintaan pun dapat terpenuhi.

4. Meningkatkan Kualitas Konsumsi

    Melalui perdagangan internasional, penduduk dapat membeli barang-barang yang belum dapat  dihasilkan di dalam negeri atau mutunya belum sebaik produk yang dihasilkan agar dapat bersaing di pasar internasional. Di Indonesia, barang seperti itu beragam, antara lain televisi, pakaian, sepatu, dan perabot.

5. Mempercepat Alih Teknologi

    Untuk menggunakan barang-barang yang diimpor dari luar negeri, dibutuhkan pengetahuan atau keterampilan tertentu. Oleh karena itu, pihak penjual perlu mengadakan bimbingan atau pelatihan untuk menggunakannya. Hal seperti itu akan mempercepat alih teknologi. Alih teknologi memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perdagangan Internasional

1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

    a. Perbedaan Sumber Daya Alam

    b. Selera

    c. Penghematan Biaya Produksi (Efisiensi)

    d. Perbedaan Teknologi

2. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional

    a. Tidak amannya suatu negara

    b. Kebijakan ekonomi internasional oleh pemerintah

    c. Tidak stabilnya kurs mata uang asing

D. Teori Perdagangan Internasional

1. Teori keunggulan mutlak (Absolute Advantage Theory) dari Adam Smith

    Suatu negara disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut mampu memproduksi lebih banyak barang daripada negara lain, dengan menggunakan sumber daya produksi yang sama.

    Menurut teori keunggulan mutlak, dengan melakukan spesialisasi pada produksi barang yang produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan negara lain, negara tersebut akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan internasional. Jepang menikmati keuntungan empat kursi rotan, sedang Indonesia menikmati keuntungan empat kalkulator.

2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) dari David Ricardo

    Adam Smith, yang mengemukakan teori keunggulan mutlak, menekankan bahwa perdagangan internasional terjadi jika ada keunggulan mutlak. Murid Adam Smith, David Ricardo, melengkapi teori gurunya dengan mengatakan bahwa perbedaan keunggulan komparatif juga dapat memberi keuntungan.


LihatTutupKomentar